Minggu, 01 November 2015

Orizuka's Creation

Orizuka's Creation

Orizuka (nama asli Okke Rizka Septania) adalah pengarang novel-novel untuk remaja Indonesia yang telah menghasilkan 22 karya. Satu di antaranya yaitu Summer Breeze telah diangkat ke layar lebar pada tahun 2008. Lahir di Palembang 28 tahun silam, penggemar thriller ini senang mempelajari bahasa asing. Selain menulis, di waktu luang ia gemar membaca, menonton, dan mendengarkan musik.
Buku yang telah ditulisnya:
1. Me & My Prince Charming (Puspa Swara, 2005, 2014)
2. Summer Breeze (Puspa Swara, 2006), That Summer Breeze (Puspa Populer, 2013)
3. Duhh… Susahnya Jatuh Cinta…! (Tanda Baca, 2006), Meet The Sennas (Noura Books, 2014)
4. Miss-J (Tanda Baca, 2006), Call Me Miss J (Noura Books, 2013)
5. High School Paradise (Puspa Swara, 2006, 2012)
6. Fight for Love! (Puspa Swara, 2007, 2014)
7. High School Paradise 2nd Half: Love United (Puspa Swara, 2008, 2012)
8. The Truth about Forever (GagasMedia, 2008, 2012)
9. 17 Years of Love Song (Puspa Swara, 2008)
10. The Shaman (GagasMedia, 2008)
11. FATE (Authorized Books, 2010, 2012)
12. Our Story (Authorized Books, 2010)
13. Infinitely Yours (GagasMedia, 2011)
14. Oppa & I (Penerbit Haru, 2011)
15. I FOR YOU (GagasMedia, 2012)
16. Best Friends Forever: High School Paradise Golden Goal (Puspa Populer, 2012)
17. With You (GagasMedia, 2012)
18. After School Club (Bentang Belia, 2012)
19. Oppa & I: Love Missions (Penerbit Haru, 2012)
20. The Chronicles of Audy: 4R (Penerbit Haru, 2013)
21. Oppa & I: Love Signs (Penerbit Haru, 2013)
22. The Chronicles of Audy: 21 (Penerbit Haru, 2014)
23. INTERTWINE (Penerbit Haru, 2015)
24. The Chronicles of Audy: 4/4 (Penerbit Haru, 2015)

REVIEW Dilan 2 Piddi Baiq

REVIEW Novel "Dilan 2" dia adalah dilanku tahun 1992


bhahaha...
Dijamin ngakak dicampur sedih baca Novel Dilan 2 Piddi Baiq, karya papa Piddi Baiq tuh ngga usah diragukan lagi deh. pas baca yang satu rasanya gegana nunggu yang kedua giliran yang kedua mereka putus dan greget banget sama Dilan yang gampang banget ganti pacar rasanya tuh pengen njerit kenapa harus putus. dan diem-diem gue ngarepin banget Dilan 1 atau Dilan 2 daru sudut pandang Dilan. pengen tau apa si yang ada di otaknya sampe-sampe ninggalin Milea demi geng motornya.
"Jika aku berkata bahwa aku mencintainya, maka itu adalah sebuah pernyataan yang sudah cukup lengkap."
-Milea

"Senakal-nakalnya anak geng motor, Lia, mereka shalat pada waktu ujian praktek Agama."
-Dilan


.....
I honestly have mixed feelings about this book.
Para fans Dilan pasti tau kalau buku “Dilan: Dia Adalah Dilanku Tahun 1991” ini merupakan sekuel dari “Dilan: Dia Adalah Dilanku Tahun 1990”—yang pernah saya tulis review-nya di sini. Cerita dari buku kedua ini dimulai pas dari ending buku pertama, yaitu ketika Milea resmi berpacaran dengan Dilan. Tidak cukup hanya secara lisan, mereka juga menyatakannya di atas kertas bermaterai. Untuk dokumen perasaan, kata Dilan. Nah, setelah “peresmian” hubungan mereka di warung Bi Eem, Dilan pun mengantar Milea pulang menggunakan sepeda motornya. Adegan boncengan naik motor berdua ini, yang tentu aja terjadi nggak hanya sekali, menjadi salah satu hal favorit saya dari buku kedua ini, karena percakapan absurd nan manis khas Dilan-Milea seringnya terjadi di atas motor!
"'Aku bisa menyihir kamu jadi tambah erat meluknya,' katanya.
'Gak usah disuruuuh…,' kataku berseru bagai bisa menembus suara hujan.
'Kenapa?' tanya Dilan.
'Bisa sendiriiiiii!!!'"
HAHAHAHAH sumpah ya, adegan-adegan macam begitu tuh yang suka bikin saya nyeletuk, “Sa ae lu, Dilan.” :)) Tapi, tentu aja hubungan Dilan dan Milea nggak selamanya manis begitu. Kang Adi, guru les privat Milea di buku pertama, masih saja berusaha untuk PDKT dengan Milea. Belum lagi ada tokoh baru bernama Yugo, saudara jauh Milea, yang ternyata juga menyukai gadis itu. Well, sejujurnya saya kurang bisa membayangkan cantiknya Milea itu seperti apa, tapi kayaknya cantik buanget, kok sampai seorang calon guru magang di sekolahnya pun ikutan naksir. Namun, masalah terbesar yang muncul dalam hubungan Dilan dan Milea bukan berasal dari fans Milea—justru Dilan lah sumbernya! Masih ingat, kan, kalau Dilan itu ikutan geng motor? Berulang kali Milea menegur Dilan bahwa ia nggak suka kalau Dilan bergabung dengan geng motor, karena Dilan jadi doyan berantem dan ujung-ujungnya membuat Milea khawatir. Awalnya, jujur aja saya menganggap sepele masalah ini karena saya pikir, “Ah, pasti ntar Dilan juga nurut. Dilan kan sayang banget sama Milea.” LAH KOK MALAH NGGAK SELESAI-SELESAI WTF?! Yang jelas, masalah Dilan dan geng motor ini berpengaruh banget ke ending bukunya yang—sumpah!—bikin sedih banget. Padahal saya udah kena spoiler endingnya bahkan sebelum beli bukunya, tapi tetep aja ngerasa nyesek pas selesai baca. Kalau buku pertama bikin perasaan saya berbunga-bunga, buku kedua ini sukses bikin saya patah hati. Siap-siap aja.
Sama seperti buku pertama, buku kedua ini juga ditulis dari sudut pandang Milea. Jadi sebetulnya seluruh kisahnya dengan Dilan di tahun 1990 dan 1991 merupakan flashback, sedangkan Milea masa kini berada di tahun 2015. Pada bagian awal buku kedua ini, Milea juga sedikit menceritakan kembali kisahnya dengan Dilan di buku pertama, kayak semacam perkenalan singkat. Di satu sisi, hal tersebut dapat membantu mereka yang nggak membaca buku pertama untuk bisa tetap nyambung dan menikmati kisah Dilan dan Milea di buku kedua ini. Di sisi lain, para pembaca yang mengikuti dari buku pertama bisa saja bosan dan merasa bahwa hal tersebut malah bersifat repetitif. Kalau saya sendiri sih nggak merasa terganggu, justru senang karena bisa sedikit nostalgia dengan zaman PDKT Dilan dan Milea. EHEHEHEHE.
YA GIMANA KAN, justru cara PDKT-nya Dilan di buku pertama itu yang bikin saya jatuh cinta banget sama dia. Bener-bener yang jatuh cinta head over heels karena bagi saya Dilan itu karismatik. Sayangnya, di buku kedua ini, karisma itu seolah hilang. Nggak hilang, sih, tapi agak mengabur. Mungkin karena frekuensi kemunculan si Dilan nggak sebanyak di buku pertama, selain karena karakternya yang memang menurut saya jadi melemah justru ketika konfliknya lebih berkembang. Tapi, tenang aja, Dilan masih unik, kok, masih doyan ngegombalin Milea, pemikirannya masih nyeleneh tapi masuk akal, masih suka bicara hal-hal absurd, masih sesekali nulis puisi. Saya suka juga dengan hubungan Dilan dan Bunda yang kayaknya asik banget. 
"'Dia itu diam, bukan karena baik.'
‘Karena apa?’
'Karena, gak berani. Karena, takut. Gak siap dimarahin.'
Aku diam.
'Harusnya, dia juga dimarah karena penakut. Dunia butuh orang pemberani. Yes?'
Aku diam.
'Kamu pikir bandel itu gampang? Susah. Harus tanggung jawab sama yang dia udah perbuat,' kata Dilan lagi."

"'Gimana, ya?' Dilan bagai mikir. 'Dulu, waktu kecil,' Dilan mengenang. 'Aku nyuruh Disa ngambil tas di kamar. Terus, si Bunda bilang, jangan nyuruh-nyuruh, katanya, kerjain sendiri.'
'Itu, sih, negur, bukan marah.'
'Iya. Nah, waktu si Bunda nyuruh aku shalat, aku jawab aja: Bunda, jangan nyuruh-nyuruh! Kerjain sendiri.'"
HAHAHAHAH kampret emang si Dilan. Tapi saya suka dengan Bunda yang juga dekat dengan Milea, bikin pengin punya mertua kayak Bunda yang pengertian banget. Sayangnya, karakter Milea seolah-olah "mengikuti" melemahnya karakter Dilan. Tentu aja ia masih cantik dan pintar, tapi ada saat-saat di mana saya mengerutkan kening dan berpikir, "Kok Milea gini, sih?" Saya ngerasa dia jadi lebih.... drama. Ada beberapa sikapnya terhadap kejadian-kejadian tertentu yang menurut saya terlalu berlebihan. Kayak pas Yugo dan Ibunya datang ke rumah Milea untuk meminta maaf atas tindakan buruk yang dilakukan Yugo terhadap Milea. Lalu tiba-tiba Dilan datang dan Milea langsung aja menggaet Dilan ke tengah-tengah ruang tamu, yang saat itu di sana juga ada Ayah dan Ibu Milea. Nggak hanya memperkenalkan Dilan, Milea juga dengan lantang bilang bahwa Dilan adalah pelindungnya, bahwa Dilan membela dirinya hingga terluka. Ya, saya tau kamu bangga dengan Dilan, Milea, tapi nggak usah segitunya juga. Yang jelas saya ngerasa bahwa Milea jadi lebih emosional di buku kedua ini.
Mengenai ending, sejak selesai baca buku pertama dan tau bahwa kisah Dilan memiliki sekuel, sejujurnya saya udah menduga bahwa akhir cerita Dilan dan Milea bakal seperti itu. Setelah itu saya juga kena spoiler di Twitter—yang ternyata bener sesuai dugaan saya. TAPI YA TETEP NGGAK TERIMA DAN SEDIH BANGET AJA GITU PAS SELESAI BACA. Saya beli buku kedua ini tanggal 9 Juli lalu, bareng temen saya yang dulu juga baca buku pertamanya. Malemnya, saya ngebut baca karena nggak sabar banget pengin tau lanjutan cerita Dilan dan Milea. Besoknya, pas akhirnya selesai baca, saya mewek sendirian karena teman saya masih separuh jalan bacanya. Begitu dia selesai, dia langsung kirim chat ke saya, marah-marah pake capslock, katanya nggak bisa move on. I think it was her first ever book hangover she's ever experienced. :)) Saya sendiri bahkan belum sanggup mau baca buku yang lain, masih kebayang-bayang Dilan dan Milea—terutama Dilan. Mungkin setelah ini saya mau baca ulang buku Dilan yang pertama, mau menetralisir perasaan biar nggak terlalu patah hati.
P.S: Denger-denger Pidi Baiq mau menulis kisah Dilan dan Milea dari sudut pandang Dilan. SEMOGA ITU BENER, YA! Aamiin? Aamiin!

LUNA TORASHYNGU profil

About Luna Torashyngu

Tentang Kak Luna Torashyngu
Jujur di awal saya mengira bahwa Luna Torashyngu adalah seorang perempuan, tapi ternyata saya salah total karena Luna Torashyngu adalah penulis laki-laki..hehehe..##maap ya kak luna ==’
Jujur ini penulis yang paling aku suka daripada penulis lainnya bukan berarti saya gak suka sama penulis lain ni ^^

                                                                    **ini ni kak Luna
Luna Torashyngu merupakan nama pena, nama asli dari Luna Torashyngu adalah blaa blaa blaa..*Tanya ma kak luna sendiri ya :D


lelaki kelahiran purwokerto tanggal 13 februari memilih nama Luna Torashyngu sebagai nama pena yang Dalam bahasa Spanyol, Luna berarti "bulan". Sedang Torashyngu,walau kayak nama Jepang, tapi kak luna produk lokal loh. kak Luna pilih nama Torashyngu karena dia doyan banget segala hal berbau Jepang, dari mulai masakan Jepang, musik, hingga dorama. Penyanyi favoritku Ayumi Hamasaki, BoA, dan sedikit Laruku.


Dari pernikahannya dengan kak angela,  kak Luna di karuniai seorang putri yang di beri nama luna, jadi penasaran kenapa dengan nama “luna”.


Penyuka hal hal yang berbau jepang ini kadang mendapat inspirasi dari J-Movie dan dorama yang pernah kak luna tonton, tapi tentu aja gak jiplak donk, tetep pake cara nulis kak Luna sendiri donk. Asyeek dah pokoknya.


Buku yang pertama kali terbit berjudul Alpha Veta yang bercerita tentang terancamnya Bumi dari Bintang raksasa yang diketahui telah lama mati tiba-tiba memancarkan energi kembali yang di beri nama Alpha Vetha.


Setelah Alpha veta muncul buku kedua yaitu Trilogi Sweet Angel yang lebih di kenal dengan judul D’Angel. Buku ketiga kak Luna adalah Love Detective bercerita tentang Oyien yang terpaksa jadi detektif cinta untuk menyelidiki cewek idaman lain Abit, tetangga dan sahabat sedari kecil. Saingan berat kalo balap motor yang tak lain adalah Karin sahabat serta teman sebangku oyien,


Masih banyak novel-novel kak luna lainnya yang super duper menarik. Dari pada penasaran ni aku kasih daftar list Novel milik kak Luna
- Alpha Veta
- Sweet Angel / D’angel
- Love Detective
- Victory
- Beauty n the best
- Dua Rembulan
- Angel’s Heart
- Best of the best
- Trilogi Mawar Merah
- Trilogi Lovasket ( mungkin bakal ada lovasket 4 , tunggu aja kabar selanjutnya )
- Golden Bird
- When Author meets editor ( yang ini bukan novel tapi tips2 buat temen2 yang suka banget ma nulis)


Nah setelah list novel2nya kak Luna, ini ni sedikit informasi tentang Novel Kak luna


1. Trilogi SWEET ANGEL tadinya direncanakan hanya 1 buku. Tapi atas permintaan penerbit, dikembangkan jadi 3 seri. bagi aku sih gak papa, malah seneng. Kan makin banyak buku royaltinya makin gede hee..hee..heee... Tadinya mo dipanjang-panjangin lagi ceritanya kayak sinetron kita yang ceritanya gak selesai-selesai itu, tapi gak boleh, maksimal 3 seri aja :-)


2. Walau LOVE DETECTIVE terbit lebih dulu dari VICTORY, tapi sebenarnya VICTORY ditulis lebih dulu. VICTORY ditulis tahun 2003, sedang LOVE DETECTIVE baru akhir 2004, dengan mengambil sebagian elemen cerita VICTORY. Maka itu nggak heran kao banyak kemiripan antara kedua cerita itu, antara lain karakter Oyien dan Oti yang 90% mirip.


3.Cerita asli VICTORY bukanlah teenlit. Pertama ditulis, VICTORY lebih cocok jadi chicklit. Oti dan Raka dikisahkan sebagai anak kuliahan, dan ketemu lagi ama Raka setelah mereka berpisah selama 6 tahun, dan masing-masing udah pada kerja. Tapi atas dasar berbagai pertimbangan, VICTORY dirubah jadi teenlit. Oti dan Raka jadi anak SMA, dan mereka cuman berpisah selama 2 tahun. Mo baca cerita asli VICTORY? contact me...


4. VICTORY sempat ditolak di berbagai penerbit seperti KataKita, DAR Mizan, dan Gagas Media dengan berbagai alasan, sebelum akhirnya diterima GPU. Itu juga setelah dirubah jadi teenlit :-)


5. Walau beda cerita dan setting, sebetulnya ada hubungan antara LOVE DETECTIVE dan VICTORY. Selain karakter Oti dan Oyien yang hampir mirip, tau nggak kalo semua tokoh di kedua novel itu satu sekolah!! Di LOVE DETECTIVE emang diceritakan kalo Oyien, Abit, dan Karin sekolah di SMA 41 yang terletak di komplek militer. Sedang Oti sekolah di SMA Yudhawastu, dan Raka di SMA 14. Sebetulnya itu sekolah yang sama. Jadi lengkapnya mereka semua sekolah di SMA 14 Bandung, Jl. Yudhawastu, yang ada di tengah-tengah komplek militer (my lovely almamater...).


6. Cerita di novel-novelku sebagian besar emang fiktif, berdasarkan imajinasi. Sebagian lagi ada yang berdasarkan kisah nyata, baik dari diriku, temen, atau orang lain yang diceritain ke aku. Ternyata jadi tong sampah ada gunanya juga yaaa...


7. Walau ceritanya fiktif, tapi semua nama tokoh utama dalam novelku bener-bener REAL NAME! aku paling nggak bisa bikin nama yang bagus, apalagi buat tokoh utama, jadi aku ambil aja nama dari temen aku, atau orang-orang-yang aku kenal, tentu aja dengan seijin yang punya nama (thanks to you...) Nama Priska (ALPHA VETA), Kika (Sweet Angel), dan Oyien (LOVE DETECTIVE) adalah nama temen-temen aku, sedang Oti (VICTORY) adalah nama temen SMP aku (where are you?). Bahkan nama aslinya juga VICTORY FEBRIANI, sama dengan nama Oti dalam novel. So, siapa yang mo nitip nama buat novel berikutnya?? Lumayan kan numpang beken.... :-)


8. Dari novel-novelku yang udah terbit, beberapa judulnya diganti dari judul aslinya dengan berbagai pertimbangan. Novel yang mengalami perubahan judul :
Judul Novel
Sweet Angel : ThePigeon
Judul Asli 
Merpati Pasti Kembali 
JN : Love Detective                  JA : Detektif Cinta
JN : Beauty And The Best       JA : Beautiful vs Mind
JN Dua Rembulan                   JA : Rembulan Tetap Bersinar
JN : Angel's Heart                   JA : Nyanyian Bidadari
JN : Beauty And The Best 2   JA : Best of The Best
JN : Mawar Merah                   JA : Mawar Merah : Mosaik


9. D'ANGEL sebetulnya merupakan re-publish (penerbitan kembali) dari SWEET ANGEL yang pernah diterbitkan penerbit cinta. Nggak ada yang berubah dari ceritanya, kecuali tokoh utamanya yang ganti nama, dari Rizka (Kika) menjadi Rafika (Fika).


10. Mawar Merah : Mosaik adalah novel ke-15 dari Luna. Tapi tahukah kamu, bahwa Mawar Merah adalah cerita ke-2 yang dibikin Luna setelah memutuskan menjadi penulis? Naskah pertama yang dibikin Luna tahun 2001 dianggap nggak layak terbit (dan kayaknya nggak bakal diterbitkan sampe kapanpun), sedang Mawar Merah yang ditulis tahun 2002 "dianggap" sebagai salah satu cerita terbaik Luna. Tapi keberuntungan emang belum menyertai Mawar Merah sehingga baru diterbitkan 7 tahun kemudian, itupun dengan berbagai perubahan/revisi dari versi awalnya hingga dianggap layak terbit.


Sekian dulu liputan dari saya tentang Kak Luna klo ada kabar terbaru bakal aku update deh ^^ terima kasih

 

REVIEW Nvel "Dilan 1" Dia Adalah Dilanku Tahun 1990 karya Piddi Baiq

1. AKU
 
Aku cuma mau cerita kesan waktu baca novel Dilan 1. dalam hati aku tuh bercuap cuap "Ya Tuhan Andai aku Milea" pasti seneng banget ya jadi dia. punya pacar unik dan limited edition hahaha.
oya guys, mungkin kalian udah tau atau belum. dari Twitter tuh aku baca kalau novel ini tuh menceritakan masa lalunya Papah Piddi Baiq. tap aku juga ngga tau pasti si statement itu bener atau ngga. wajib baca guys. Papah Piddi Baiq i really loved you and your ceation Lets Join us ({})<3
1
Namaku Milea. Milea Adnan Hussain. Jenis kelamin perempuan, dan tadi baru selesai makan jeruk.

Nama belakangku, diambil dari nama ayahku. Seseorang yang aku kagumi, dan dia adalah prajurit TNI Angkatan Darat. Dia lahir di Batusangkar, Kabupaten Tanah Datar, Sumatra Barat.

Ibuku, namanya Marissa Kusumarini. Oleh teman-temannya biasa dipanggil Icha. Dia mojang Bandung yang lahir di Buah Batu. Sebelum dinikah dan lalu diboyong ke Jakarta oleh ayahku, ibuku adalah seorang vocalist band yang lumayan dikenal di masyarakat musik Bandung pada masanya.

Ibuku, meski waktu itu masih remaja, tapi sudah bermain musik sama orang-orang yang sudah tua dan keren, seperti Uwak Gito Rollies, Kang Deddy Stanza. Juga dengan Kang Harry Rusli, yang waktu itu bikin kelompok musik Gang of Harry Roesli. Dan kata ibu, mereka semua adalah gurunya.

Menurutku, ibu punya suara yang bagus. Sepanjang waktu selalu siap untuk nyanyi atau bersenandung di mana saja, terutama di kamar mandi dan di dapur ketika masak. Dia juga suka bermain gitar sambil nyanyi di ruang tamu dan menyebut nama Bee Gees ketika kutanya lagu
siapa itu?
“Ini judulnya 'I Started A Joke',” jawab ibu.
“Bagus! Aku suka.”

Oleh dirinya, musik benar-benar menjadi bagian dari keluarga. Dan ayah mendukungnya dengan kekuatan militer.

Aku merasa bersemangat tentang hal ini. Dia menyambut anak-anaknya kepada pengalaman seninya. Membantuku untuk melihat banyak hal dalam lebih dari satu sudut pandang. Menjadi terbuka untuk semua ekspresi. Ini menjadi hal penting untuk kau bisa memahami kepribadianku.

2
Sejak kecil, aku tinggal di Jakarta, yaitu di daerah kawasan Slipi. Tahun 1990, ayahku dipindah tugas ke Bandung, sehingga ibuku, aku, adik bungsuku, pembantuku, dan semua barang-barang di rumah pun jadi pada ikut pindah.

Rumahku, yang di Buah Batu, tepatnya di Jalan Banteng, adalah milik Kakekku, Bapak Abidin, yaitu ayah dari ibuku. Tapi, kakekku sudah meninggal pada bulan Mei tahun 1989.

Kabar bahwa kami mau pindah ke Bandung, membuat nenek sangat senang dan meminta kami untuk tinggal di rumahnya. Tapi sayang, tahun 1990, kira-kira sebulan sebelum kami pindah, nenekku wafat.
Rumah nenek yang berukuran type 70 itu, kemudian jadi milik ibuku sepenuhnya, karena ibuku anak tunggal. Ada halaman di depannya, meskipun ukurannya tidak luas, tapi cukup. Tempat tumbuh berbagai bunga dan satu pohon jambu, yaitu jambu batu, yang ibuku suka kesel kalau sudah mulai banyak ulatnya.

3
Aku juga pindah sekolah ke SMA Negeri yang ada di daerah Buah Batu, Bandung.

Bagiku, itu adalah sekolah yang paling romantis sedunia, atau kalau enggak, minimal se-Asia, lah. Bangunannya sudah tua, tapi masih bagus karena keurus.

Di halaman depan sekolah, ada tumbuh pohon besar. Cabangnya banyak dan bagus kalau dilihat senja hari, dan siang kalau mendung, juga pagi kalau mau. Sebagian orang percaya pohon itu berhantu, tapi aku gak takut, kecuali kalau harus tidur sendirian di situ malam hari.

Tahun 2001, waktu aku datang untuk reuni, aku sudah tidak melihat ada pohon itu lagi di sekolah. Entah kapan ditebangnya.

Dulu, jalan yang ada di depan sekolahku, cuma jalan biasa. Lebarnya kira-kira tiga meter dan belum banyak kendaraan yang lewat, termasuk angkot. Sehingga untuk bisa nyampe di sekolah, aku harus mau berjalan sepanjang kira-kira 300 meter, yaitu setelah aku turun dari angkot di daerah
pertigaan jalan itu.

Sekarang jalan itu sudah berubah, sudah jadi jalan raya yang dipadati oleh banyak kendaraan. Dulu, motor juga belum banyak. Hanya beberapa orang saja yang pake. Sebagian besar bepergian dengan angkot atau bemo.

Rasanya, waktu itu, Bandungnya masih sepi, masih belum banyak orang. Tiap pagi masih suka ada kabut dan hawanya cukup dingin, seperti menyuruh orang untuk memakai sweater atau jaket kalau punya. Dan kalau cuaca sangat dingin, akan keluar uap dari mulutmu, yaitu ketika kau bicara.

Bagiku, selain bagus dan romantis, sekolah itu adalah tempat khusus yang menyimpan kenangan masa laluku ketika masih remaja, terutama menyangkut seseorang yang pernah bersamaku, yang
pernah selalu mengisi hari-hariku.

Itu adalah kenangan yang paling susah kulupakan, bahkan ketika aku ingin. Dan malam ini akan aku ceritakan kisahnya, bersama rindu yang tak bisa kuelakkan

4
Kisah itu akan aku tulis semuanya sesuai dengan apa yang terjadi waktu itu, meskipun tidak akan mungkin detail, tetapi itulah intinya. Beberapa nama tempat dan nama orang ada yang sengaja kusamarkan, untuk tidak merembet menjadi suatu persoalan dengan pemilik tempat dan orang yang
bersangkutan.

Semua, akan kutulis dengan menggunakan cara si dia di dalam bergaya bahasa. Entah gaya apa, pokoknya kalau dia bicara, bahasa Indonesianya cenderung agak Melayu dan nyaris seperti baku. Kedengernya sedikit tidaklazim, seperti bahasa Melayu Lama yang biasa digunakan oleh
Sutan Takdir Alisyahbana.

Tapi, itu bukan hal yang penting untuk kita persoalkan, ini cuma caraku saja untuk sekadar bisa mengenang khas dari dirinya

5
Sebelumnya, aku mau cerita dulu di mana posisiku yang sekarang.

Malam ini, aku sedang di ruang kerjaku bersama hot lemon tea dan lagu-lagu Rolling Stones, di
kawasan Jakarta Pusat yang gerah.

Mari kita mulai, dan inilah ceritanya:



2. SANG PERAMAL


1
Pagi itu, di Bandung, pada bulan September tahun 1990, setelah turun dari angkot, aku berjalan bersama yang lain untuk menuju ke sekolah.

Sebagian ada yang jalan berkelompok, sedangkan aku berjalan sendirian, menembus kabut tipis bersama udaranya yang dingin. Cahaya matahari yang menerobos dedaunan, membuat bercakan cahaya di jalan aspal yang sedang aku lalui.

Saat itulah aku mendengar suara sepeda motor yang datang dari arah belakang. Suara knalpotnya sedikit agak berisik, lalu kutengok sebentar, pengendaranya memakai seragam SMA, kemudian aku mencoba untuk tidak fokus pada itu.

Langsung bisa kusadari ketika sepeda motor itu mulai sejajar denganku, jalannya diperlambat, seperti sengaja agar bisa menyamai kecepatanku berjalan. Serta merta aku merasa berada dalam situasi yang tidak nyaman, bahkan aku gak tahu apa yang harus kulakukan selain terus berjalan. Aku gak tahu apa yang dia inginkan. Aku hanya berpikir dia adalah salah satu dari anak nakal di dunia, yang suka menggoda perempuan di jalan. Pikiranku mengembara. Meskipun saat itu banyak orang yang pada mau pergi sekolah, aku merasa harus tetap waspada, khawatir barangkali dia mau berbuat buruk kepadaku.

Aku benar-benar tidak pernah berpikir bahwa diaakan menyapaku kemudian:
“Selamat pagi,” katanya
Sebenarnya aku bingung bagaimana harus memahami situasi macam itu. Aku mencoba menyembunyikan diriku yang gugup. Kulihat wajahnya sebentar, dia tersenyum. Aku menjawab sambil mendorong helaian rambutku ke belakang telinga: “Pagi,”
“Kamu Milea, ya?”, tanya dia kemudian, mencoba membuat percakapan
“Eh?” Aku tersentak. Kutoleh lagi dirinya, memastikanbarangkali aku kenal, nyatanya tidak. Dia menatapku dan tersenyum.
“Iya.”
Alasan utamaku menjawab adalah sekadar untuk bisa bersikap ramah
“Boleh gak aku ramal?” dia nanya lagi
“Ramal?”
Aku langsung heran dengan pertanyaannya. Apa maksudnya? Kok, meramal? Kok, bukan kenalan? Aku tidak mengerti.
“Iya,” katanya. “Aku ramal, nanti kita akan bertemu di kantin.”
Dia pasti ngajak bercanda, tapi aku gak mau. Maksudku, aku tidak mau bercanda dengan orang yang belum kukenal. Asli, aku gak tahu siapa dia. Betul-betul gak tahu. Mungkin satu sekolah denganku, tapi aku belum mengenal semua siswa yang ada di sekolahku, termasuk dirinya. Harap maklum, aku hanya murid baru. Baru dua minggu.
“Mau ikut?” dia nanya.
Enak aja, belum kenal sudah ngajak semotor. Bagaimana bisa begitu mudah baginya? Aku tidak bisa mengerti!
“Makasih,” jawabku tanpa menoleh kepadanya.
“Oke,” katanya. “Suatu hari, kamu akan naik motorku. Percayalah.”
Kupilih diam, karena gak tahu harus gimana.
“Duluan, ya!” katanya kemudian.
Kupakai bahasa wajah, untuk mengungkap kata “iya”.
Habis itu, dia pergi, memacu motornya.
Kupandang dia yang berlalu. Baju seragamnya berkelebatan, dan rambutnya berantakan diembus oleh angin.
Huh!
2
Di kelas, sebelum pelajaran dimulai, aku cerita ke Rani dan Nandan (teman sekelasku yang sudah agak akrab denganku) tentang ada seorang anak SMA bermotor yang tadi bilang mau meramalku.
“Siapa?” tanya Rani.
“Gak kenal,” kujawab bersamaan dengan guru masuk untuk memulai pelajaran.

Waktu jam istirahat, tadinya aku mau ke kantin, tapi sama sekali bukan untuk memenuhi ramalan anak itu. Boro-boro, kepikiran juga enggak. Aku hanya ingin membeli sesuatu untuk kuminum. Tapi Nandan, Ketua Murid kelas 2 Biologi 3, minta waktu ingin ngobrol denganku, katanya ada yang mau dibahas. Dia bilang, kalau aku mau minum, gampang, biar diasaja yang beli. Makasih kataku, kemudian dia pergi ke kantin.

Ketika balik lagi, dia membawa beberapa teh kotak. Saat itu, di kelas, selain ada Nandan, juga ada Rani dan Agus. Hal yang dibahas adalah tentang keinginan mereka untuk menunjuk aku menjadi sekretaris, dan sekaligus menjadi bendahara kelas 2 Biologi 3. Aku, sih, oke-oke saja. Bagiku, gampang, lah, itu.

Pada waktu kami sedang ngobrol, muncul seseorang yang bilang permisi, lalu masuk ke kelas. Nandan, Rani, dan Agus, tahu siapa dia. Orang itu namanya Piyan, siswa dari kelas 2 Fisika 1,
datang memberi aku surat, katanya itu surat titipan dari kawannya, tapi dia tidak menyebut nama kawannya itu.

Dengan sedikit rasa heran, setelah Piyan berlalu, kubaca surat itu:

"Milea, ramalanku, kita akan ketemu di kantin, ternyata salah. Maaf. Tapi, aku mau meramal lagi: Besok, kita akan ketemu.”

Habis itu aku langsung bisa tahu siapa gerangan pengirim surat. Ini pasti dia, orang yang tadi pagi naik motor dan bilang mau meramal.

Nandan nanya ingin tahu surat apa itu, tapi kubilang itu surat biasa saja.

Aku masukkan surat itu ke dalam tas sekolah, untuk kembali menyimak Nandan yang banyak bicara tentang ini itu dan lumayan membosankan.

Serius, dari semenjak kudapat surat itu, aku sudah tidak bisa lagi konsentrasi dengan kata-kata mereka. Entah Nandan ngomong apa. Pikiranku, entah gimana, sebagian besar, mendadak melayang kepada Sang Peramal

3
Hari hujan ketika bubar sekolah. Aku dijemput pamanku. Dia itu adik dari ayahku, mahasiswa Jurusan Arsitektur tingkat akhir di perguruan tinggi swasta yang ada di Bandung, namanya Fariz. Dia sudah lama di Bandung dan kos di jalan Ciumbuleuit.

Ayah nyuruh paman menjemputku, supaya bisa lekas datang ke rumah dinasnya, karena ada sedikit keperluan.

Di jalan pulang, entah gimana, ramalan orang itu yang bilang bahwa besok akan bertemu, terus saja kepikiran.

4
Apa? Besok bertemu? Bukankah besok itu hari Minggu?

Segera aku langsung bisa nebak: ramalannya sudah pasti gagal lagi. Bagaimana mungkin bisa bertemu, kalau tidak di sekolah?

Dari awal, aku sudah tahu dia itu memang tukang ramal amatir! Aslinya sih hanya anak nakal, yang suka iseng menggoda perempuan. Huh!

Atau kalau itu baginya adalah modus untuk mendekati diriku, dia harus segera tahu bahwa aku ini orangnya selektif.

5
Di hari Minggu, waktu aku sedang nyuci sepatu, aku mendengar bel rumah berbunyi, karena dipijit oleh tamu. Aku teriak manggil Si Bibi untuk meladeni tamu itu.

Kebetulan, hari itu, di rumah, hanya ada aku dan Si Bibi. Ayah, ibu, dan adik bungsuku sedang pergi ke Cijerah untuk acara pernikahan saudara.

Si Bibi bergegas nemui tamu itu, lalu balik kembali menemuiku:
“Tamu,” katanya. “Mau ke Lia.” Lia itu nama panggilanku di rumah.

Aku bersihkan tanganku dari busa dan langsung ke sana, nemui tamu itu.

Ya Tuhan, aku kaget, ternyata tamunya adalah Sang Peramal.

Aku senyum kepadanya yang tersenyum kepadaku. Entah gimana, saat itu aku merasa seperti sedang menjalin kontak batin antara aku dengannya, membahas apa yang diramalnya benar-benar terjadi, tetapi tidak saling dikatakan.
“Hei,” kusapa dia.
“Ada undangan,” dia langsung bilang begitu, seraya menyodorkan sebuah amplop dan berdiri, di depan pintu.
“Undangan apa?” kupandangi amplop itu dan sedikit agak bingung.
“Bacalah,” katanya. “Tapi nanti.”
“Oke,” kataku memandangnya.
“Bacalah bahasa Arabnya apa, Yan?”
Dia nanya ke Piyan yang saat itu datang bersamanya.
“Apa, ya?” Piyan balik nanya.
“Oh! Iqra,” katanya menjawab pertanyaan sendiri.
“Iqra, Milea!” kata dia lagi kepadaku.
Aku ketawa tapi sedikit. Entah mengapa, hanya bisa sesekali saja kupandang matanya.
“Aku langsung, ya?” katanya permisi untuk pergi.
“Kok, tahu rumahku?” kutanya.
“Aku juga akan tahu kapan ulang tahunmu.”
“He he he.”
“Aku juga tahu siapa Tuhanmu.”
“Allah,” kujawab sendiri.
“Iya, kan?”
Aku jawab hanya dengan senyum.
“Aku pergi dulu, ya?” kata dia.
“Iya,” kujawab.
“Assalamu ‘alaikum jangan?!” dia nanya.
“Assalamu ‘alaikum,” jawabku.
“Alaikum salam,” katanya.
Aku gak tahu harus bilang apa, selain cuma bisa senyum.

6
Aduh, Tuhan, siapa, sih, dia itu! Tanyaku dalam hati.

Maksudku, selain seorang peramal, aku ingin tahu siapa dia itu sesungguhnya. Dan, mengapa tadi aku harus gugup di depannya?

Aku masuk kamar dan senyum sendiri, terutama karena memikirkan soal ramalannya yang benar. Tapi, kenapa dia tidak membahasnya? Membahas soal ramalan itu? Atau sengaja? Ah, entahlah.

Aku baca surat undangan darinya itu sambil selonjoran di atas kasur.

Itu adalah surat undangan yang ditulis dengan mesin tik di atas kertas HVS:

“Bismillahirrahmanirrahim. Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang. Dengan ini, dengan penuh perasaan, mengundang Milea Adnan untuk sekolah pada: Hari Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Jumat, dan Sabtu.” 

Semua nama hari di jadwal itu, lengkap disertai dengan tanggal. Aku senyum. Di dalamnya ada nama: Tuan Hamid Amidjaya. Itu adalah nama kepala sekolahku, ditulis sebagai orang yangturut mengundang. Aku istigfar! Di tiap sisi kertas, ada gambar hiasannya. Dibikin pake
spidol. Gambarnya bagus. Entah bikinan siapa. Aku suka.

Setelah aku baca surat itu, aku tak mengerti mengapa aku langsung merasa tak ingin pergi dari atas kasurku, aku benar-benar seperti orang yang sedang ditawan oleh rasa penasaran karena ingin tahu siapa dia itu sebenarnya.

Sambil tiduran, aku jadi seperti orang yang sedang menerawang, memandang atap kamarku. Ketika ada terbayang wajahnya, langsung kupejamkan mataku, agar dengan begitu aku bisa mengusirnya,
karena aku merasa itu gak perlu dan gak penting!

7
Ah, sial.
Semua hal tentang dirinya hampir membuat aku lupa untuk melanjutkan tugas nyuci sepatu. Langsung kusimpan surat itu di dalam laci meja belajar, sambil senyum-senyum sendirian, dan langsung pergi ke kamar mandi, menemui sepatuku.

Kucuci sepatu itu dengan pikiran yang penuh dengan dirinya, dan berusaha kulupakan dengan cara menyanyi. Tapi susah, tetap saja kepikiran meskipun sesekali.

Aduh, siapa, sih, dia itu? Setahuku, dia satu sekolah denganku, tapi tidak sekelas denganku. Cuma itu. Itu saja. Tapi, aku tidak tahu siapa namanya. Kenapa dia tidak memberitahu namanya di saat pertama kali jumpa itu? Haruskah aku yang nanya?

Oh, sori, ya, gak mau!

8
Kudengar telepon rumah berdering. Aku senang, karena itu dari Beni, pacarku di Jakarta. Dia satu sekolah denganku waktu masih di Jakarta, dan sekarang kami menjalin pacaran jarak jauh.

Beniku keren, kau harus tahu itu. Dia tampan, meskipun tidak tampan-tampan amat, tapi cukup dan kukira dia baik. Ayahnya seorang artis film terkenal yang kadang-kadang suka aku banggakan kepada ayah-ibuku dan teman-temanku.

Beni sangat menyayangiku. Aku juga begitu kepadanya. Meskipun suka bertengkar, tapi selalu bisa diselesaikan dengan baik. Sayangnya habis itu suka bertengkar lagi. Hampir setiap hari, Beni selalu meneleponku untuk melepas rasa rindu dan hal lain sebagainya.

Sinopsis Novel Sumer In Seoul Ilana Tan

SINOPSIS Novel Summer in Seoul

Awalnya percaya atau ngga percaya Novel Summer In Seoul tuh nganggur di meja belajar. seakan-akan ngga ada hasrat buat baca. tapi setelah ada kesadaran untuk baca. pecah. ceritanya tuh bangus banget. Tertralogi karya Ilana Tan tuh pecah banget acungin 4 jempol lah buat Ilana Tan, buat kalian yang ngga suka baca, aku saranin si mulai menyadarkan diri deh kalau baca tuh asik banget. dan mengisi waktu senggang kalian. selain asik, baca juga bikin kalian tambah tau dan banyak ilmu. Lets Join us

Novel ini bercerita tentang seorang gadis blasteran Indonesia Korea bernama Sandy atau Han Son Hee. Ceritanya berawal saat Sandy baru pulang kerja, hari itu iya merasa lelah skali, kemudian dia memutuskan untuk pergi ke sebuah toko makanan kecil. Dari sanalah cerita cinta ini dimulai.
Handphone Sandy ternyata sama dengan handphone pria tampan yang ada ditoko itu, kerena kejadian dompet sandy yang ketinggalan saat akan membayar makanan hingga handphone Sandy dan pria itu tertukar begitu saja.

Mengetahui handphone nya tertukar, Sandy memutuskan untuk mengambil handphonenya di rumah pria tadi. Sampai di rumah pria tersebut yang ternyata bernama Park Hyun Shik manager dari pernyanyi terkenal di Korea Jung Tae Woo. Karena sudah larut malam kedua pria itu memutuskan untuk mengantarkan Sandy pulang.Keesokan paginya berita tentang Tae Woo yang mengantar pulang pulang seorang gadis di tengah malam menjadi berita besar di korea.

Sandy yang bekerja di sebuah butik secara kebetulan bertemu lagi dengan Tae Woo hingga akhirnya mereka memiliki sebuah kesepakatan yaitu Sandy bersedia membantu Tae Woo menepis rumor yang selama ini ada yang mengatakan kalau Tae Woo ini gay. Sandy bersedia menjadi pacar bohongan Jung Tae Woo.
Awalnya kerja sama ini murni kerja sama sampai akhirnya timbulah cinta diantara mereka. Kejadian demi kejadian seolah menguji cinta mereka. Mulai dari apartement Sandy yang terbakar yang mengharuskan Sandy untuk tinggal sementara di rumah Tae Woo hingga kejadian di masa lalu yang kembali mengusik kehidupan mereka.

Sandy ternyata adalah adik Lisa, penggemar Tae Woo yang meninggal empat tahun lalu. Kehadiaran Sandy dalam kehidupan Tae Woo dianggap hanya untuk membalas dendam kematian kakaknya. Beredarlah gosip-gosip yang tak mengenakan disana-sini. Akhirnya, Sandy memutuskan pulang ke Indonesia untuk sementara waktu. Menenangkan diri jauh dari Korea, jauh dari orang-orang yang membicarakan masalah ini.
Sebulan berlalu, Tae Woo yang baru tiba di Korea dari Amerika terkejut ketika diberitahu Yong Mee sahabat Sandy di Korea, bahwa Sandy mengalami kecelakaan di Indonesia dan sekarang kondisinya kritis. Mendengar berita itu, Tae Woo langsung pergi ke Jakarta, Indonesia. Sampai di jakarta, Tae Woo langsung pergi kerumah sakit tempat Sandy dirawat.

Sandy sempat tak sadarkan diri selama beberapa hari. Saat sandy sadar, dia sangat bahagia karena orang yang pertama dilihatnya adalah Tae Woo. Dalam perjalanan pulang Tae Woo membawa Sandy ke sebuah tempat yang romantis. Di sana Tae Woo memainkan piano dan menyanyikan sebuah lagu romatis untuk Sandy. Tae Woo mengatakan bahwa dia mencintai Sandy.

Beberapa hari setelah kembali ke Korea, akhirnya Tae Woo dan Sandy menikah. Mereka berdua menikah di Amerika, tempat ayah dan ibu Tae Woo tinggal.

Akhir yang bahagia untuk sebuah kisah cinta yang panjang dan rumit . . .

Sinopsis Novel Ilana Tan Winter In Tokyo

SINOPSIS Novel Favorite "Winter In Tokyo"

 Ini adalah sinopsis novel Winter In Tokyo kesukaan aku banget. Dari awal aku baca ini aku udah suka banget sama Ilana Tan. pokoknya apapun karyanya dan setebal apapun novel bacaannya pasti akan aku lalap habis deh. entah kenapa novel karya Ilana Tan selalu bikin aku cenat-cenut pas baca. apalagi Winter In Tokyo favorite aku. Let's Join us
Ishida Keiko, blasteran Indonesia-Jepang yang tinggal di sebuah apartemen kecil dua lantai di pinggiran Tokyo mendadak kedatangan tetangga baru. Nishimura Kazuto, nama tetangga baru itu. Dia kembali ke Tokyo setelah 10 tahun lamanya tinggal di Amerika dan tidak pernah pulang ke Jepang. Alasan kepulangannya satu, untuk melupakan Yuri—sahabat, tetangga, dan wanita yang dicintainya—yang akan menikah dengan sahabatnya sendiri. Perlahan, Keiko mulai akrab dengan Kazuto. Apartemen mereka yang berhadapan, semakin mempererat hubungan keduanya.
Keduanya tidak sadar ketika cinta perlahan menelusup di hati. Keiko yang masih terbayang akan cinta pertamanya, Kitano Akira, mencoba memungkiri perasaannya. Apalagi setelah ia pada akhirnya bertemu dengan Kitano Akira yang sesungguhnya. Seolah melupakan Kazuto, Keiko terbuai dalam angannya sendiri. Kazuto di pihak lain, lebih ekspresif, mengingat pekerjaannya sebagai street photografer, ia lebih cepat menyadari perasaannya terhadap Keiko. Fokus kameranya selalu membidik sosok Keiko. Mengejar sosok Keiko, dan frustasi karena Keiko tidak pernah bisa melihatnya. Semua berjalan begitu salah.
Kemudian, Kazuto kehilangan ingatan. Meninggalkan lubang besar dalam dadanya. Ia masih bisa mengingat hingga hari sebelum kepulangannya ke Tokyo—saat ia masih di Amerika. Celakanya ia melupakan bagian terbaik kenangannya selama sebulan di Tokyo. Saat itulah Keiko menyadari bagaimana perasaannya terhadap Kazuto. Ia merasa begitu kehilangan. Dan sangat sakit hati ketika Yuri datang ke Jepang. Namun perasaan tidak bisa bohong. Kendati lupa akan kenangannya bersama Keiko, Kazuto tetap jatuh ke dalam perangkap cinta yang sama. Ia sekali lagi jatuh cinta pada Keiko. Namun, Kazuto tidak bisa berkutik ketika hubungan Keiko dengan Kitano Akira semakin intim. Semua terasa begitu salah. Bagaimana takdir bisa mempermainkan keduanya sedemikian rupa?

Penulis Terkenal Indonesia

Penulis Terkenal Indonesia

Berikut ini adalah penulis yang hits banget di Indonesia dengan karya-karyanya yang sampai difilmkan. pokoknya kalau kalian ngga baca pasti nyesal deh. kadang-kdang aku suka mikir loh, kapan aku bisa jadi kaya mereka, bisa s-hits mereka dan karyanya banyak disukai banyak orang. pengen banget aku jadi kaya mereka. At least ketemu mereka aja tuh aku udah kegirangan mungkin. cuss check it out guys:)  1. Raditya Dika Dika Angkasaputra Moerwani atau dikenal dengan nama Raditya Dika (lahir di Jakarta, 28 Desember 1984; umur 29 tahun, akrab dipanggil Radith, adalah seorang penulis asal Indonesia. Di Indonesia, Raditya Dika dikenal sebagai penulis buku-buku jenaka. Tulisan-tulisan itu berasal dari blog pribadinya yang kemudian dibukukan. Buku pertamanya berjudul Kambing Jantan masuk kategori best seller. Buku tersebut menampilkan kehidupan Dikung (Raditya Dika) saat kuliah di Australia. Tulisan Radith bisa digolongkan sebagai genre baru. Kala ia merilis buku pertamanya tersebut, memang belum banyak yang masuk ke dunia tulisan komedi. Apalagi bergaya diari pribadi (personal essay).  2. Dewi LestariDewi Lestari Simangunsong yang akrab dipanggil Dee (lahir di Bandung, Jawa Barat, 20 Januari 1976; umur 38 tahun) adalah seorang penulis dan penyanyi asal Indonesia. Dee pertama kali dikenal masyarakat sebagai anggota trio vokal Rida Sita Dewi. Ia merupakan alumnus SMA Negeri 2 Bandung dan lulusan Universitas Parahyangan, jurusan Hubungan Internasional. Sejak menerbitkan novel Supernova yang populer pada tahun 2001, ia kemudian dikenal luas sebagai novelis. 3. Andrea Hirata Andrea Hirata terlahir dengan nama Aqil Barraq Badruddin Seman Said Harun (lahir di Belitung, 24 Oktober 1976; umur 38 tahun) adalah novelis yang telah merevolusi sastra Indonesia. Ia berasal dari Pulau Belitung, provinsi Bangka Belitung. Novel pertamanya adalah Laskar Pelangi. 4. Mira Widjaja Mira Widjaja (Wong), atau lebih dikenal dengan nama pena Mira W. (lahir 13 September 1951; umur 63 tahun), adalah novelis Indonesia. Terlahir dari keluarga keturunan Tionghoa, ia dikenal sebagai salah satu penulis novel-novel roman populer di Indonesia. Ayahnya, Othniel, adalah pelopor industri perfilman di Indonesia. Mira menulis novel dengan berbagai genre, termasuk roman, kriminal, dan kehidupan rumah sakit. Ia berprofesi sebagai dokter sebelum menjadi penulis 5. Habiburrahman El Shirazy

Habiburrahman El Shirazy(lahir di Semarang, Jawa Tengah, 30 September 1976; umur 38 tahun) adalah novelis nomor. 1 Indonesia dinobatkan oleh Insani Universitas Diponegoro. Selain novelis, sarjana Universitas Al-Azhar, Kairo, Mesir ini juga dikenal sebagai sutradara, dai, dan penyair. Karya-karyanya banyak diminati tak hanya di Indonesia, tapi juga di mancanegara seperti Malaysia, Singapura, Brunei, Hongkong, Taiwan dan Australia. Karya-karya fiksinya dinilai dapat membangun jiwa dan menumbuhkan semangat berprestasi pembaca. Di antara karya-karyanya yang telah beredar di pasaran adalah Ayat-Ayat Cinta (telah dibuat versi filmnya, 2004), Di Atas Sajadah Cinta (telah disinetronkan Trans TV, 2004), Ketika Cinta Berbuah Surga (2005), Pudarnya Pesona Cleopatra (2005), Ketika Cinta Bertasbih (2007), Ketika Cinta Bertasbih 2 (Desember, 2007) Dalam Mihrab Cinta (2007), Bumi Cinta, (2010) dan The Romance. Kini sedang merampungkan Langit Makkah Berwarna Merah, Bidadari Bermata Bening, dan Bulan Madu di Yerussalem.  

Sastra Indonesia

Sastra Indonesia

 Sastra Indonesia, adalah sebuah istilah yang melingkupi berbagai macam karya sastra di Asia Tenggara. Istilah "Indonesia" sendiri mempunyai arti yang saling melengkapi terutama dalam cakupan geografi dan sejarah poltik di wilayah tersebut.
Sastra Indonesia sendiri dapat merujuk pada sastra yang dibuat di wilayah Kepulauan Indonesia. Sering juga secara luas dirujuk kepada sastra yang bahasa akarnya berdasarkan Bahasa Melayu (dimana bahasa Indonesia adalah satu turunannya). Dengan pengertian kedua maka sastra ini dapat juga diartikan sebagai sastra yang dibuat di wilayah Melayu (selain Indonesia, terdapat juga beberapa negara berbahasa Melayu seperti Malaysia dan Brunei), demikian pula bangsa Melayu yang tinggal di Singapura.


Pujangga Lama

Pujangga lama merupakan bentuk pengklasifikasian karya sastra di Indonesia yang dihasilkan sebelum abad ke-20. Pada masa ini karya satra di dominasi oleh syair, pantun, gurindam dan hikayat. Di Nusantara, budaya Melayu klasik dengan pengaruh Islam yang kuat meliputi sebagian besar negara pantai Sumatera dan Semenanjung Malaya. Di Sumatera bagian utara muncul karya-karya penting berbahasa Melayu, terutama karya-karya keagamaan. Hamzah Fansuri adalah yang pertama di antara penulis-penulis utama angkatan Pujangga Lama. Dari istana Kesultanan Aceh pada abad XVII muncul karya-karya klasik selanjutnya, yang paling terkemuka adalah karya-karya Syamsuddin Pasai dan Abdurrauf Singkil, serta Nuruddin ar-Raniri

Sastra Melayu Lama

Karya sastra di Indonesia yang dihasilkan antara tahun 1870 - 1942, yang berkembang dilingkungan masyarakat Sumatera seperti "Langkat, Tapanuli, Minangkabau dan daerah Sumatera lainnya", orang Tionghoa dan masyarakat Indo-Eropa. Karya sastra pertama yang terbit sekitar tahun 1870 masih dalam bentuk syair, hikayat dan terjemahan novel barat.
Angkatan Balai Pusataka merupakan karya sastra di Indonesia yang terbit sejak tahun 1920, yang dikeluarkan oleh penerbit Balai Pustaka. Prosa (roman, novel, cerita pendek dan drama) dan puisi mulai menggantikan kedudukan syair, pantun, gurindam dan hikayat dalam khazanah sastra di Indonesia pada masa ini.
Balai Pustaka didirikan pada masa itu untuk mencegah pengaruh buruk dari bacaan cabul dan liar yang dihasilkan oleh sastra Melayu Rendah yang banyak menyoroti kehidupan pernyaian (cabul) dan dianggap memiliki misi politis (liar). Balai Pustaka menerbitkan karya dalam tiga bahasa yaitu bahasa Melayu-Tinggi, bahasa Jawa dan bahasa Sunda; dan dalam jumlah terbatas dalam bahasa Bali, bahasa Batak, dan bahasa Madura.
Nur Sutan Iskandar dapat disebut sebagai "Raja Angkatan Balai Pustaka" karena ada banyak sekali karya tulisnya pada masa tersebut. Apabila dilihat daerah asal kelahiran para pengarang, dapatlah dikatakan bahwa novel-novel Indonesia yang terbit pada angkatan ini adalah "novel Sumatera", dengan Minangkabau sebagai titik pusatnya.[2]
Pada masa ini, novel Siti Nurbaya dan Salah Asuhan menjadi karya yang cukup penting. Keduanya menampilkan kritik tajam terhadap adat-istiadat dan tradisi kolot yang membelenggu. Dalam perkembangannya, tema-tema inilah yang banyak diikuti oleh penulis-penulis lainnya pada masa itu
Abdul Muis sastrawan Indonesia Angkatan Balai Pustaka

Pujangga Baru

 Pujangga Baru muncul sebagai reaksi atas banyaknya sensor yang dilakukan oleh Balai Pustaka terhadap karya tulis sastrawan pada masa tersebut, terutama terhadap karya sastra yang menyangkut rasa nasionalisme dan kesadaran kebangsaan. Sastra Pujangga Baru adalah sastra intelektual, nasionalistis dan elitis.
Pada masa itu, terbit pula majalah Pujangga Baru yang dipimpin oleh Sutan Takdir Alisjahbana, beserta Amir Hamzah dan Armijn Pane. Karya sastra di Indonesia setelah zaman Balai Pustaka (tahun 1930 - 1942), dipelopori oleh Sutan Takdir Alisyahbana. Karyanya Layar Terkembang, menjadi salah satu novel yang sering diulas oleh para kritikus sastra Indonesia. Selain Layar Terkembang, pada periode ini novel Tenggelamnya Kapal van der Wijck dan Kalau Tak Untung menjadi karya penting sebelum perang.
Masa ini ada dua kelompok sastrawan Pujangga baru yaitu :
  1. Kelompok "Seni untuk Seni" yang dimotori oleh Sanusi Pane dan Tengku Amir Hamzah
  2. Kelompok "Seni untuk Pembangunan Masyarakat" yang dimotori oleh Sutan Takdir Alisjahbana, Armijn Pane dan Rustam Effendi.

Sutan Takdir Alisjahbana pelopor Pujangga Baru

Angkatan 1945

 Pengalaman hidup dan gejolak sosial-politik-budaya telah mewarnai karya sastrawan Angkatan '45. Karya sastra angkatan ini lebih realistik dibanding karya Angkatan Pujangga baru yang romantik-idealistik. Karya-karya sastra pada angkatan ini banyak bercerita tentang perjuangan merebut kemerdekaan seperti halnya puisi-puisi Chairil Anwar. Sastrawan angkatan '45 memiliki konsep seni yang diberi judul "Surat Kepercayaan Gelanggang". Konsep ini menyatakan bahwa para sastrawan angkatan '45 ingin bebas berkarya sesuai alam kemerdekaan dan hati nurani. Selain Tiga Manguak Takdir, pada periode ini cerpen Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma dan Atheis dianggap sebagai karya pembaharuan prosa Indonesia
Chairil Anwar pelopor Angkatan 1945
 sekian dulu guys semoga bermanfaat. Gumawo

.

Ilana Tan dan karya Mega Best Seller miliknya

 Ilana Tan
Ilana Tan adalah seorang novelis Indonesia yang dikenal karena menulis 4 novel roman yang masing-masing novelnya disajikan dengan cerita yang latarnya berbeda-beda. Novel Ilana Tan memiliki keunikan, yaitu tokoh-tokoh dari novel yang satu dengan novel yang lainnya saling berkaitan.[1]
Novel pertamanya berjudul Summer in Seoul, novel keduanya berjudul Autumn in Paris, novel ketiganya berjudul Winter in Tokyo dan novel keempatnya berjudul Spring in London. Masing-masing novel diceritakan di kota-kota besar di dunia, yaitu Seoul (Korea Selatan), Paris (Perancis), Tokyo (Jepang), dan London (Inggris). Dan masing-masing novel diceritakan di musim yang berbeda; Summer (musim panas), Autumn (musim gugur), Winter (musim dingin), dan Spring (musim semi). Ilana Tan sendiri juga dikenal sebagai penulis yang misterius. Karena dibagian 'Tentang Pengarang' yang biasanya tertera dibagian paling belakang Novel, tidak dicantumkan foto profil dan keterangan yang detail tentang Ilana Tan. Ilana Tan sendiri juga tidak mempunyai socmed pribadi yang mana sebagai sarana Komunikasi dengan para fansnya.

Karya

  • Summer in Seoul (2006)
  • Autumn in Paris (2007)
  • Winter in Tokyo (2008)
  • Spring in London (2010)
  • Sunshine Become You (2012)
  • "Autumn Once More" (2013)
  • Seasons to Remember
  • In a Blue Moon (2015)



Aku udah baca semuanya loh, dan asik banget novelnya. buat kalian pencinta novel karya Ilana Tan wajib banget deh baca semua karyanya. soalnya sastra dalam novelnya tuh keren banget udah gitu dan serial 4 season ini high banget deh pokoknya. bakal nyesel deh kalau belum tau cerita Ilana Tan. dan pastinya  banyak hal dan pelajaran yang bisa kalian petik dari novelnya. let in unexpected guys
 
 
All your need Blogger Template by Ipietoon Blogger Template