Review novel "Aku Milikmu Selamanya" Novanka Raja
Seru rasanya baca novel Aku milikkmu Selamanya dan kejutan-kejutan di akhir. Dan aku suka banget sama kata-kata yang dipakai Novanka Raja dalam novel ini. Manis, asam, asin, ramai rasanya. Saya merasa senang sekaligus terharu. Bukan karena sedang memakan permen Nano-nano ataupun sedang menonton Telenovela. Tapi itulah yang saya rasakan ketika membaca novel karya Novanka Raja. Novanka Raja lahir di Tegal tahun 1983 dan memiliki gelar Sarjana di bidang komputer. Ia telah menulis novel sejak tahun 2008. Penulis yang memulai tulisannya dari dunia blogging ini menulis beberapa novel seperti Dawai Cinta di Kala Senja (2008), Ego Centris (2010), Sang Penakluk Angin (2012), The Border Of Love (2012), Tears In Heaven (2012), Ibuku Perempuan Berwajah Surga (2012) dan Catatan Sang Model (2013) serta beberapa skenario FTV dan beberapa novel lainnya.
Cinta itu
anugerah yang diberikan oleh Illahi kepada setiap insan yang di tempatkan pada
sebuah ruang rahasia, yaitu hati. Novanka Raja mengemas cerita tentang cinta
yang begitu apik pada karya-karya novelnya. Salah satunya adalah karyanya yang
berjudul Aku Milikmu Selamanya. Meskipun awalnya saya agak ragu untuk
membacanya. Sebab kata-kata yang terdapat pada sinopsis yang berada pada cover
belakang novel, terlalu biasa tidak ada kata-kata romantis yang membuat
pembacanya merasakan suatu getaran sehingga membuat melayang atau tertarik
untuk membaca. Tapi saya sangat menyukai judulnya, “Aku Milikmu Selamanya”, dan
kata-kata yang terdapat pada cover depan tepatnya di bawah judul, “Bersamamu
merajut hujan menjadi rindu, tangis menjadi lautan.”
Hati setiap
insan dianugerahi cinta oleh Sang Pemilik Cinta. Meski manusia memiliki cinta
yang tersimpan tepat dalam hatinya, tapi terkadang cinta itu tak harus memiliki.
Ketika kita mencintai seseorang, bukan berarti kita harus memilikinya. Bahkan
kita harus terluka karena cinta. Memang terdengar bodoh dan agak kolot. Tapi
itulah yang banyak dipilih anak manusia pada zaman sekarang ini. Kadang,
semesta memang tidak adil, namun begitulah kehidupan. Kehidupan dunia tidak
selalu seperti cerita negeri dongeng atau dongeng Cinderella dan sejenisnya
yang selalu berakhir dengan bahagia. Karena dunia takkan menunggu hati yang
bermimpi tentang dongen klasik seorang pangeran dengan seorang putri beserta
cintanya.
Cinta memang
menjadi pusat pembicaraan, permasalahan utama atau tema pada peradaban manusia.
Cerita klasik dan tak kunjung rampung. Namun novel ini jangan disangka
berbicara cinta yang selalu manis dan klise. Cinta dalam novel ini merupakan
rangkaian perjalanan hati yang menginkan sebuah cinta sejati. Tokoh dalam novel ini adalah sosok yang gagal
meraih harapan cinta. Novel tak banyak bermain-main pada kata-kata puitis,
hanya kata-kata sederhana yang bermakna. Pada novel “Aku Milikmu Selamanya”,
Novanka Raja membawakan sebuah cerita roman. Kisah tentang perjalanan cinta
seorang pria bernama, Rangga Dewantara anak kedua dari tiga bersaudara.
Kakaknya, Kartika seorang dokter kandungan, sedangkan adiknya, Larasati, masih
kelas dua SMA. Rangga adalah seorang pria yang sensitif dengan kata “CINTA”.
Tiga kali mencintai wanita dengan sepenuh hatinya, namun semua berakhir dengan
pedih. Ia mengalami masalah besar bukan hanya dengan cintanya tetapi juga
dengan perjalanan hidupnya yang begitu sulit, mencari pekerjaan sesuai
keinginan orang tua, atau kehilangan tema-teman komunitasnya karena berbeda
prinsip. Rangga tak merasa bahagia. Semua hanya datang dan pergi begitu saja,
secepat jarum jam yang bergerak memutari porosnya. Orang tuanya selalu
memintanya menjadi Pegawai Negeri Sipil, sebagaimana kakeknya, Arya Dewantara.
Rangga lulusan Arsitektur di salah satu universitas swasta yang ada di Jakarta.
Ia memiliki hobi fotografi, yang menurutnya ia bisa merasakan kebebasan.
Rangga merasa
mungkin dirinya terlalu angkuh untuk membuka hati, menganggap semuanya sama,
membawa penderitaan saja baginya. Namun, ketika ia bertemu dengan seorang
wanita, ia merasa mulai menyukainya. Sampai ia mempunyai hasrat untuk
berkenalan dengan wanita itu. Dan Tuhan pun mengijabah permintaannya dengan
cara yang sungguh tak terpikirkan olehnya. Saat itu Rangga melihat sebuah
sepeda motor meluncur kencang tergelincir karena licin. Sepeda motor itu terus
berputar tepat ke arah gadis cantik yang sedang menelepon, sementara pengendara
jatuh ke jalan. Rangga segera berlari ke gadis yang tak sadar bahaya sedang
mengancam dirinya. Rangga berhasil mendorong tubuh gadis itu sebelum sepeda
motor itu tepat menghantamnya meski tubuh Rangga yang terserempet. Dan detik berikutnya
Rangga hanya mendengar bunyi benturan benda keras di dekatnya lalu semua
menjadi hening. Semua terlihat gelap, sangat gelap sampai ia tak mampu
merasakan tubuhnya sendiri.
Akibat
kejadian itu Rangga mengalami patah kaki dan jari jempolnya hilang, ia pun
dirawat di rumah sakit. Gadis yang ia selamati itu pun sering menjenguknya dan
membantunya ketika harus menghadapai kesulitan dalam berjalan. Dengan cara
itulah ia bisa berkenalan dengan gadis yang telah menyita perhatiannya sejak
saat pertama kali bertemu. Sarah. Namanya Sarah. Gadis yang benar-benar telah
melumpuhkan semua benteng yang ia bangun. Pemilik tatapan yang sayu, namun
bercahaya. Di balik penampilannya yang seperti anak kecil, atau anak SMA,
mahasiswi yang baru masuk di tahun pertama, ternyata Sarah merupakan pribadi
yang dewasa. Rangga takluk pada
tatapannya, pada sikapnya, pada wajahnya. Rangga terlalu sombong menganggap
bahwa cinta tak akan pernah mampu hadir lagi, ia hanya bayangan orang-orang
putus asa.
Rangga
diam-diam memang sungguh menaruh hati pada Sarah. Ia pun merasa cemburu ketika
ia bermain ke kosan Sarah setelah jalan-jalan berdua di Bandung, ternyata Sarah
bersama seorang pria di dalam kamar kosnya. Dadanya pun terbakar ketika tak
sengaja membaca pesan dari ponsel Sarah yang dari nama yang tertulis “Lekakiku”
itu. Setelah Andre, sahabatnya mengetahui tentang perasaan Rangga pada Sarah,
ia meminta Rangga untuk mampu menerima atau terus berjuang, dan memintanya
untuk memantapkan hati lagi. Sedangkan Sarah mulai mejaga jarak padanya. Dua
hari Rangga mencoba menemuinya langsung di tempat kosnya namun Sarah tidak ada.
Dan Rangga pun mendapat surat dari Sarah
yang ia dapat dari Khansa, teman Sarah. Suratnya ia pegang erat sepanjang jalanan kembali ke rumah kontrakan. Ia ingin
membuka dan membacanya di kamar. Andre dan lainnya sudah tidur. Rangga
mengurungkan niatnya membaca surat Sarah di kamar, ia kemudian membacanya di
ruang tengah yang sepi
Rangga,
Maaf kalau aku harus menyampaikannya
lewat surat.
Sebenarnya aku ingin menyampaikannya
kemarin saat main ke tempatmu.
Ada hal yang harus aku sampaikan saat
ini karena aku tak ingin menyimpannya sendiri. Aku sangat bahagia mengenalmu,
sangat bahagia dengan semua yang telah kita lalui.
Aku benar-benar merasakan betapa
bahagianya aku bisa menikmati suasana di Gunung Geulis, menikmati jalan-jalan
ke kebun binatang, semuanya selalu ada dalam hatiku.
Pertemuan kita dulu yang kemudian
membuatmu terluka, aku minta maaf untuk itu.
Aku mungkin membuatmu sering bertanya,
dan aku yakin kamu tahu apa yang terjadi, tentang hatiku.
Aku memang sudah memiliki kekasih,
lelaki yang menemaniku hampir empat tahun ini. Hubungan kami baik-baik saja,
namun banyak tidak cocokkan yang akhirnya kami jalani.
Hubungan kami sudah terjalin antar
keluarga besar, dan ini yang membuatku tak mampu lepas darinya. Aku berusaha
untuk terus menjadi kekasih yang baik untuknya, tunangan yang menjaga impian,
menjadi anak yang berbakti pada keluarga, namun pada akhirnya aku sering
menemukan hatiku menjerit bahkan aku menangis malam hari.
Bertemu denganmu mengubah semua hal itu,
aku kembali merasa bahagia, merasa bisa menjadi diriku sendiri dan menikmati
waktuku.
Aku selalu berharap bahwa kau
mencintaiku, namun pada kenyataannya semua itu hanya harapanku saja.
Saat ini aku menuju Jakarta, atau bahkan
saat kau baca surat ini mungkin aku sudah ada di Jakarta untuk pernikahanku
dengan lelaki itu. Apa pun, aku akan
membawa semua kenangan kita dalam hidupku, meski sesaat, aku sangat bahagia
bersamamu.
Aku hanya ingin katakan, aku
mencintaimu, hatiku milikmu.
Sarah
Membaca surat itu membuatnya merasa bodoh. Ia begitu bodoh
untuk terus meyakinkan diri tanpa melakukan apa pun, membiarkan dirinya memupus
semua harapan dan cinta.
Rangga selalu
bertanya kenapa harus bertemu Sarah jika akhirnya dihadirkan pada sebuah
pilihan yang sulit. Mengapa ia tak bisa menjalani kisah cinta seperti orang
lain, yang terlihat mudah, penuh rindu dan canda hingga akhirnya menyatu dalam
pernikahan sebagai sebuah keluarga?
Andre pun
telah mengetahui itu terlebih dahulu, sebelum Rangga menceritakannya
padanya. “Dia bilang sedang dalam
masalah yang sangat sulit, dia harus memilih antara cinta sejati yang dia
rasakan atau terus melanjutkan hidup dengan seseorang yang kini ia pikir
bukanlah orang yang diciptakan Tuhan untuknya. Jujur gue saat itu juga gak tahu
harus memberi pendapat apa pada Sarah. Gue hanya bilang, semua orang berhak
mendapatkan cinta dan hidupnys,” ujar Andre.
Rangga : “Dan
dia terus menunggu gue mengungkapkan cinta...” Setelah mempertimbangkannya
baik-baik, Rangga memutuskan untuk menjemput Sarah ke Jakarta.
Ketika bus
yang ia tumpangi memasuki tol Cipularang, angin dan hujan deras semakin terasa,
jalanan juga tak terlihat jelas. Suara petir menggelegar, hujan deras bercampur
angin kencang makin menjadi. Jalanan benar-benar tak mampu terlihat jelas meski
Rangga duduk tepat di belakang sopir yang juga mulai terlihat agak gugup,
Rangga tak tahu apa yang terjadi namun bus sesekali oleng. Bus melaju semakin
kencang, sepertinya kini menuruni jalanan yang menurun. Rangga menjadi heran
mengapa sopir bus itu tidak memperlambatkan laju busnya. Rangga krmbali
mendengarkan alunan lagu Aku Milikmu yang terus terputar berulang-ulang.
Bayangan Sarah mendadak terlihat di antara derasnya hujan saat Rangga melihat
ke arah jendela kaca di sebelah kanannya. Sarah terlihat memakai gaun putih
yang sungguh indah, namun ia melihat wajah Sarag yang justru malah murung dan
menyimpan luka.
Duar!
Suara ledakan
terdengar begitu hebat hingga telinga seakan tak mampu menahannya. Rangga
merasakan tubuhnya terhempas begitu hebat terpelanting keras dan membentur
sesuatu. Semua menjadi gelap, tak ada apapun. Apakah nasibnya harus begini?
Mencintai lalu terpuruk, mati.
Cinta memang
aneh, sesekali membuat manusia harus berputar di pusaran yang pernah
menenggelamkannya. Novanka Raja membuat cerita yang dikemas dengan tidak
berakhir bahagia. Perjuangan sang pencari cinta, Rangga pun tak dibuatnya
berakhir bahagia. Rangga justru meninggal ketika dalam perjalanan menjemput
Sarah.
Cerita yang
bagus. Namun sayangnya, mengapa harus menggunakan sudut pandang persona
pertama: “Aku”, yang hanya memberikan penggambaran terbatas, hanya terpusat
pada “Aku” tokoh utama. Kalau memakai sudut pandang persona ketiga: “Dia”, itu
justru lebih baik. Bisa menggambarkan cerita dengan lengkap. Karena penulis
bisa menampilkan tokoh-tokoh cerita dengan menyebutkan nama atau kata gantinya.
Dan cerita pun bisa luas, bisa mengetahu tentang pikiran, hati dan perasaan
tokoh lainnya.
Secara
keseluruhan novel ini bagus. Novel ini
menawarkan gagasan tentang cinta yang tak semestinya dipendam sendiri.
Kalau memang cinta, buktikanlah. Dan berjuang untuk mendapatkannya. Tapi di
satu sisi cinta dalam novel ini pun harus bisa merelakan kebahagiaannya demi
orang lain, karena setiap orang berhak mendapatkan cinta dan dunianya. Seperti
yang dilakukan Sarah, mau berkata jujur pada kekasih yang akan menjadi
tunangannya bahwa ia sedang mencintai pria lain, tapi ia tetap mau bertunangan
meski ia harus merelakan cinta sejatinya. Cinta yang sesungguhnya mengajarkan
seluruh sendi kemanusiaan untuk lebih bisa menerima, memahami dan mengerti,
sehingga cinta tak terkungkung dalam rasa takut kehilangan dan tak dihantui
rasa terus-menerus memilik dan dimiliki.
0 komentar:
Posting Komentar