Review Novel "In A Blue Moon" Ilana Tan
Jadi ginii...
Sebenarnya novel ini udah terbit dari bulan April lalu. Udah lama pengen
beli juga. Pengen tau isi novel terbarunya Ilana Tan. Oke, aku udah
baca novel-novel karya Ilana Tan sebelumnya. Penggemar fanatiknya Ilana
Tan? Hemm.. bukan juga. Cuma suka aja sih sama novel-novelnya yang
sebelum ini.
Gaya bahasa dan alur ceritanya enak dimengerti dan mengalir begitu saja.
Bahkan aku sempat terhanyut pada cerita di novel-novel sebelumnya. Jadi
rasanya pantas kalau aku penasaran sama novel barunya ini.
Oke.
Novel ini bercerita tentang Lucas, si tokoh utama pria yang seorang
pemilik restoran terbaik di New York sekaligus kepala koki peraih
bintang Michelin (kalo dari mbah gugel sih, ini semacam penghargaan yang
paling bergengsi gitu deh) yang secara fisik juga digambarkan nyaris
sempurna dengan badan tinggi, tampan, dan bermata biru. Haduh... bisa
nemu dimana sih mas-mas bule yang kayak gini? eng? *kedip unyu*
Nah, Mas Lucas ini dijodohkan oleh sang kakek dengan Sophie, cucu dari
sahabat baik kakek Lucas. Yang ternyata, Sophie ini adalah teman sekolah
Lucas. Well, awalnya tidak bisa disebut teman juga sih. Toh, mereka
dulunya semasa sekolah tidak berteman dengan baik karena ulah Lucas.
Dengan berlatar belakang New York, kisah cinta Lucas dan Sophie
digambarkan cukup manis dan hampir tak banyak konflik. Yang justru
disitulah letak permasalahannya. Menurutku. Karena kurangnya --bahkan
nyaris tidak ada-- konflik yang terjadi, kisahnya jadi datar. Flat.
Kurang menyentuh. Sehingga hasrat dan rasa penasaran dengan cerita
lanjutan tiap halamannya pun nyaris tidak ada.
Meski begitu, tetap ada bagian dari suatu buku yang dijadikan favorit bukan?
Dalam In A Blue Moon, ada 3 bagian yang aku suka.
- Ketika Sophie si pemilik toko kue A Piece of Cake dengan tartlet-nya yang terkenal enak, membuat sendiri 3 lusin tartlet untuk Lucas sebagai permintaan maaf. Ini nih cara yang ditempuh Sophie ketika dia ingin meminta maaf tanpa benar-benar mengucapkannya. Sweet bukan? dan lebih manis lagi karena Lucas tuh ngerti maksud Sophie! [Bab Sebelas: hal. 122]
- Ketika Lucas sedang di Chicago dan menghubungi Sophie yang di New York, Lucas mengatakan bahwa ibunya ingin tau seperti apa Sophie, gadis yang dipilihkan kakeknya untuk Lucas. Lucas mendeskripsikan Sophie untuk ibunya..
"Apa yang kau katakan padanya?"
"Bahwa kau hanya gadis biasa yang berpotongan tubuh kecil dan cukup manis kalau tidak sedang memberengut. Kau tidak tinggi semampai dan tidak memiliki tampang eksotis. Benar-benar biasa."
"Geez. Terima kasih banyak, Aku senang sekali mende---"
"Kau mungkin tidak sempurna, tapi kau sempurna untukku."
"..."
"Sophie?"
"Oh, diamlah."Hahahaha... *ngakak guling-guling*
Kebayang gak sih ini moment sebenarnya sweet? Tapi Ilana Tan -sepertinya- sengaja gak mau bikin tulisannya jadi manis yang terlalu manis sampai bikin eneg. Makanya dibagian akhir dari percakapan itu, ada respon Sophie yang justru bikin pembaca jadi ketawa-ketawa sambil geleng kepala.
[halaman 230 - 231]
3. Mau tau yang paling aku suka dari novel ini? Karena Lucas dan Sophie punya cara tersendiri untuk mengungkapkan isi hati dan perasaan mereka tanpa benar-benar mengucapkannya. Dan mereka sama-sama paham!
0 komentar:
Posting Komentar